Carl Zeiss vs Leica - duel lensa legendaris
Carl Zeiss vs Leica: duel lensa legendaris, mana yang jadi pilihan masterbro?
Hai, Sobat Fotografer! Kalau ngomongin lensa premium, dua nama ini pasti selalu muncul: Carl Zeiss dan Leica. Keduanya sering dibahas di forum-forum, dijagokan oleh para profesional, dan harganya bikin dompet menjerit 😄. Tapi, apa sih sebenernya perbedaan fundamental antara lensa Carl Zeiss dan Leica?
Sebelum kita seru-seruan bahas perbedaan teknis dan karakternya, ada baiknya kita kilas balik sebentar ke akar kedua brand legendaris ini. Soalnya, sejarah panjang mereka ini yang bikin filosofi dan DNA produknya beda banget sampai hari ini.
Carl Zeiss: Sang Visioner Optik dari Jerman Tengah
Pendiri: Seorang mekanikawan dan insinyur jenius bernama Carl Zeiss.
Tahun Berdiri: 1846 di kota Jena, Jerman.
Cerita Singkat: Awalnya, Carl Zeiss membuka bengkel kecil yang memproduksi lensa mikroskop. Dia bukan cuma tukang bikin, tapi juga ilmuwan yang obsessed dengan teori dan presisi optik. Kolaborasinya dengan fisikawan Dr. Ernst Abbe dan ahli kimia Dr. Otto Schott (penemu kaca optik baru) menjadi fondasi sains optik modern. Mereka mendirikan Carl Zeiss Foundation yang hingga hari ini menjamin semua keuntungan perusahaan diinvestasikan kembali untuk riset dan pengembangan. Filosofi "keunggulan melalui sains" ini yang masih melekat sampai sekarang.
Leica: Sang Revolusioner Fotografi dari Wetzlar
Pendiri: Seorang insinyur dan entrepreneur Ernst Leitz II, berdasarkan ide dari karyawan geniusnya, Oskar Barnack.
Tahun Berdiri (Untuk Kamera): Perusahaan Ernst Leitz GmbH sudah ada sejak 1869 (dibeli oleh Ernst Leitz I pada 1869). Namun, kelahiran kamera Leica yang revolusioner terjadi pada 1925.
Cerita Singkat: Oskar Barnack menciptakan prototipe kamera 35mm pertama di dunia (Ur-Leica) sekitar 1913-1914. Dia ingin membuat kamera kecil yang bisa memakai film 35mm untuk testing eksposur, yang pada zamannya kamera masih besar-besar. Ernst Leitz II akhirnya mengambil risiko dengan memproduksi massal kamera ini pada 1925, dan melahirkan Leica (kependekan dari Leitz Camera). Inilah kamera yang mempopulerkan format 35mm dan membentuk fotografi modern seperti yang kita kenal. Lensa mereka sejak awal dirancang untuk keunggulan dan menjadi standar emas.
Jadi, Carl Zeiss lahir dari revolusi sains optik di Jena, sementara Leica lahir dari revolusi produk kamera itu sendiri di Wetzlar. Dua kota yang cuma berjarak kurang dari 200 km ini melahirkan dua raksasa yang mengubah dunia optik selamanya.
Leica adalah brand kamera dan lensa, sementara Carl Zeiss adalah brand lensa dan optik yang bekerjasama dengan berbagai body kamera (seperti Sony, Nikon, dll).
Saya ulas satu per satu sesuai kemampuan dan pengetehuan saya aja ya:
1. Filosofi dan Karakter Gambar (Rendering)
Leica: Seni dan "Jiwa"
Leica itu ibarat seniman lukis. Filosofi mereka adalah menciptakan gambar yang "hidup" dan "alami". Lensa Leica terkenal dengan:Micro-Contrast yang Magis: Kemampuan mereka untuk menangkap detail tekstur dan tonal yang sangat halus inilah yang bikin foto terasa "3D" dan berdepth. Bayangin foto portrait dimana kulit terlihat sangat alami dan setiap helai rambut tajam bercahaya.
Bokeh yang Creamy dan Unik: Bokeh (latar belakang blur) Leica sangat halus, lembut, dan tidak mengganggu. Desain optiknya (seperti penggunaan lensa aspherical) menciptakan bokeh yang sangat disukai para fotografer jalanan dan portrait.
"Leica Glow": Pada lensa-lensa vintage atau desain klasik, sering ada efek "glow" atau cahaya lembut di area highlight, terutama saat shooting wide open. Ini menciptakan karakter yang sangat artistik.
Carl Zeiss: Presisi dan "Kebenaran"
Sharpness yang Ganas: Sejak bukaan diafragma terlebar, ketajaman lensa Zeiss sudah sangat tinggi. Mereka didesain untuk memberikan detail yang sangat kritis tanpa kompromi.
Warna yang Netral dan Akurat: Zeiss sangat dihormati di dunia cinematography karena reproduksi warnanya yang sangat natural dan konsisten. Warna tidak "dibumbui" seperti Leica, tapi dihadirkan sebagaimana adanya.
Kontras yang Kuat: Gambar yang dihasilkan punya kontras yang punchy, membuatnya terlihat sangat jelas dan modern. Karakter ini sangat cocok untuk arsitektur dan landscape.
Karakter : Leica memberikan "jiwa" dan karakter magis, sementara Zeiss memberikan presisi teknis dan kebenaran optik.
2. Desain dan Pengerjaan (Build Quality)
Keduanya adalah masterpiece dalam hal build quality, tapi dengan pendekatan berbeda.
Leica: Semuanya tentang handmade, presisi mekanikal, dan heritage. Lensa Leica M-mount dibuat dengan toleransi yang sangat ketat, material logam dan kaca terbaik, dan dirancang untuk bertahan seumur hidup. Fokus ring-nya butuh tenaga yang pas dan terasa sangat halus. Ini adalah barang mewah yang fungsional.
Carl Zeiss: Juga dibangun dengan kualitas terbaik, tapi dengan sentuhan engineering modern. Lensa-lensa Zeiss untuk mount Sony (ZX series) atau miliknya sendiri (ZF/ZE for Nikon/Canon) memiliki build quality metal yang superb. Mereka terasa solid, kokoh, dan presisi. Meski tidak se-"mewah" Leica secara estetika, performa mekanikalnya setara.
3. Harga dan Ketersediaan
Leica: Mahal. Titik. Lensa Leica baru harganya bisa menyentuh puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Mereka adalah produk niche dengan produksi terbatas. Pasar second-nya juga sangat kuat dan harganya tetap tinggi.
Carl Zeiss: Juga mahal, tapi lebih accessible. Zeiss menawarkan lensa di berbagai rentang harga. Lensa Batis atau Loxia untuk mirrorless Sony harganya tinggi tapi masih di bawah Leica. Bahkan, mereka punya seri Touit untuk APS-C dan ZX yang relatif lebih terjangkau. Lo punya lebih banyak pilihan.
4. Pilihan Mount dan Kompatibilitas
Leica: Terutama untuk sistem Leica M (rangefinder) dan Leica SL (mirrorless L-mount). Sangat eksklusif untuk ekosistem Leica, meski ada adaptor.
Carl Zeiss: Jauh lebih fleksibel! Zeiss membuat lensa untuk hampir semua mount populer: Sony E-mount, Nikon Z/F-mount, Canon RF/EF-mount, dan bahkan untuk smartphone. Ini membuat Zeiss bisa dinikmati oleh lebih banyak fotografer.
Tabel Ringkasan Perbedaan
| Aspek | Leica | Carl Zeiss |
|---|---|---|
| Karakter Gambar | "Jiwa", micro-contrast, bokeh creamy, natural | Presisi, tajam ganas, kontras tinggi, warna akurat |
| Filosofi | Seniman (Artist) | Insinyur (Engineer) |
| Build Quality | Handmade, mewah, heritage | Engineering modern, solid, presisi |
| Harga | Sangat Premium (Super Mahal) | Premium hingga High-End (Mahal, lebih accessible) |
| Kompatibilitas | Terbatas (Utama Leica M & L mount) | Sangat Luas (Sony, Nikon, Canon, dll) |
| Kegunaan Terbaik | Street Photography, Portrait, Seni | Landscape, Arsitektur, Cinematography, General |
Jadi, Pilih yang Mana, Masterbro?
Pilihan antara Carl Zeiss dan Leica bukan soal mana yang "lebih baik", tapi soal kebutuhan dan selera lo sebagai fotografer.
Pilih Lensa Leica jika : Lo mencari karakter gambar yang unik dan "jiwa", menghargai heritage dan craftsmanship, terutama untuk fotografi jalanan dan portrait yang sangat natural. Budget bukanlah masalah.
Pilih Lensa Carl Zeiss jika: Lo mengutamakan ketajaman, kontras, dan akurasi warna yang sempurna. Lo butuh lensa premium yang fleksibel untuk berbagai mount kamera (seperti Sony mirrorless) untuk keperluan landscape, arsitektur, atau video.
Pada akhirnya kedua brand ini adalah puncak dari seni dan ilmu optik. Coba rental atau coba pinjam dulu kalo ada temen yang punya, bro. Rasain sendiri perbedaannya, karena penilaian terhadap sebuah lensa adalah hal yang sangat subjektif. saya juga bisa rasain lensa ini dari sewa doang untuk carlzeiss dan untuk leica karena dulu pernah punya lumix yang berlensa leica.
So gimana, Masterbro? semoga bisa Jadi lebih jelas...
Selamat memotret!




Komentar
Posting Komentar